Sabtu, 01 Desember 2012

Makalah Kimia : Bahaya Penggunaan Kayu Bakar


BAB I
PENDAHULUAN


1.        LATAR BELAKANG
Sampai, saat ini, kayu cukup populer dijadikan bahan bakar tungku pemanas di negara dengan empat musim. Sementara di kawasan pedesaan kayu juga masih dipakai sebagai bahan bakar untuk memasak.
Tapi mungkin tak banyak yang sadar asap yang dihasilkan dari pembakaran kayu itu ternyata berbahaya bagi kesehatan seperti layaknya polutan dari pembakaran mineral dan mesin kendaraan bermotor.
Hal itu terkuak dari hasil studi para ilmuwan Denmark yang dipublikasikan dalam jurnal dari American Chemical Society, Chemical Research in Toxicology. Hasilnya, partikel tak terlihat yang terhirup ke paru-paru dari asap kayu bakar menimbulkan beberapa dampak yang merugikan kesehatan.
Steffen Loft, Ph.D., dan koleganya mengutip bukti ilmiah dari sejumlah studi yang menyebutkan bahwa menghirup partikel halus dari polusi udara yang berasal dari dari knalpot kendaraan bermotor, pembangkit tenaga listrik berbahan bakar batubara, dan sumber-sumber tertentu lainnya, memiliki kaitan dengan penyakit jantung, asma, bronkhitis dan masalah kesehatan lainnya.
Namun, informasi yang terkait dengan dampak menghirup asap kayu bakar masih relatif sedikit, walaupun jutaan orang di seluruh dunia menggunakan kayu untuk penghangat dan memasak.
Untuk itu, para ilmuwan itu menganalisis dan membandingkan partikel di udara dari kawasan pedesaan di Denmark yang sebagian besar warganya menggunakan kayu bakar untuk memasak dan pemanas dengan daerah pedesaan tetangga yang tak banyak menggunakan kayu bakar sebagai penghangat atau memasak, serta partikel yang murni dikumpulkan dari asap kayu bakar.
Partikel udara di desa dan asap kayu bakar murni cenderung menjadi yang paling berpotensi bahaya - karena ukuran partikel ini cukup kecil sehingga terhirup hingga ke bagian terdalam dari paru-paru. Selain itu, asap kayu bakar mengandung kadar hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) yang lebih tinggi.
Ketika diuji pada kultur sel manusia, asap murni dari kayu bakar ini juga menyebabkan kerusakan lebih pada materi genetik (DNA), lebih menyebabkan peradangan, dan mempunyai aktivitas lebih besar dalam membangkitkan gen yang dikaitkan dengan penyakit.

  1. RUMUSAN MASALAH
1.    Pengertian kayu bakar dalam kehidupan.
2.    Manfaat kayu bakar dalam kehidupan.
3.    Bahaya kayu bakar dalam kehidupan.

  1. TUJUAN
1.    Untuk mengetahui pengertian penggunaan kayu bakar dalam kehidupan.
2.    Untuk mengetahui manfaat penggunaan kayu bakar dalam kehidupan.
3.    Untuk mengetahui bahaya penggunaan kayu bakar dalam kehidupan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kayu Bakar adalah energi padat atau jumlah seluruh kayu kasar yang digunakan untuk bahan bakar.
Kayu bakar merupakan sumber energi penting untuk memasak baik untuk rumah tangga maupun industri rumah tangga di wilayah pedesaan. Hasil studi RWEDP menunjukkan bahwa pertumbuhan  ekonomi  di  kawasan  Asia Tenggara  tidak  menurunkan  konsumsi  kayu  bakar penduduk bahkan cenderung meningkatkan.
Meskipun kebijakan konversi gas telah menyentuh wilayah pedesaan namun kenyataan menunjukkan penggunaan kayu bakar tetap tinggi. Kajian ini dimaksudkan untuk mengetahui penggunaan kayu bakar dan bahan bakar alternatif serta sumber kayu bakar di wilayah pedesaan di tiga kabupaten di P. Jawa serta kebijakan yang terkait dengan kayu bakar.
Hasil kajian menunjukkan bahwa pengguna kayu bakar di tingkat rumah tangga di desadesa sampel  di Kabupaten Banjarnegara,  Sukabumi  dan Lebak masih  cukup tinggi. Di  ketiga kabupaten tersebut, jumlah desa yang sebagian besar rumah tangganya menggunakan kayu bakar berturut-turut 90%, 70%, dan 50%. 
Meskipun sebagian rumah tangga telah menggunakan gas, namun pada saat yang bersamaan kayu bakar tetap dipergunakan. Sumber kayu bakar penduduk adalah kebun sendiri, kawasan hutan, perkebunan, dan limbah industri kayu yang tersebar di wilayah pedesaan.
Di negara-negara berkembang dunia termasuk Indonesia, masih banyak masyarakat yang memasak dengan kayu bakar di dalam rumahTanpa disadari asap dari pembakaran tersebut telah menjadi bencana dan membunuh sekitar 2 juta orang per tahun.
Asap pembakaran dari memasak dengan kayu bakar tersebut telah membuat banyak anggota keluarga terpaksa menghirup gas beracun karbondioksida.

Data Clinton Global Initiative mencatat, asap dari memasak dengan kayu bakar di dalam rumah telah menyebabkan kematian pada 1,9 juta orang yang kebanyakan dialami perempuan dan anak-anak. Orang-orang ini tewas karena setiap hari selama bertahun-tahun menghirup asap dari kompor kayu di dalam rumah.
Asap dari hasil memasak dengan tungku kayu itu telah membuat gas beracun membumbung di dalam rumah. Gas ini telah menyebabkan penyakit pneumonia pada anak-anak, kanker paru-paru, bronkitis dan penyakit kardiovaskuler.
Sedangkan efek lain dari memasak dengan kayu bakar adalah ikut memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim melalui emisi karbon dioksida dan metana yang dikeluarkan. Kedua gas ini merupakan faktor utama penyebab gas rumah kaca.
Untuk mencegah terjadinya bencana keracunan asap akibat memasak dengan kayu bakar, kini sejumlah aliansi global untuk penggunaan kompor yang lebih bersih (Global Alliance for Clean Cookstoves) berusaha menyediakan dana untuk pengadaan kompor bersih.
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengumumkan rencananya untuk melawan bencana asap beracun dari memasak dengan kayu bakar yang diyakini telah membunuh dua juta orang tiap tahun itu.
“Cara memasak yang terlihat sederhana itu secara perlahan telah membunuh jutaan orang dan mencemari lingkungan,” kata Hillary dalam konferensi pers Clinton Global Initiative didirikan oleh suaminya, mantan presiden AS Bill Clinton seperti dilansir Reuters, Rabu (22/9/2010).
“Dengan menyediakan kompor yang sehat jutaan nyawa bisa diselamatkan. Ini seperti pertolongan kelambu atau vaksin untuk mencegah penyakit,” ujar Hillary.
Pemerintah AS dan aliansi global seperti United Nations Foundation, WHO, Morgan Stanley dan Shell akan berupaya mengumpulkan dana US$ 250 juta dalam 10 tahun ke depan.
Diharapkan sekitar 500 juta rumah tangga di seluruh dunia bisa menggunakan kompor yang lebih baik untuk memasak dan tidak berbahaya. Rumah tangga tersebut nantinya bisa memasak lebih baik dengan teknologi sederhana dan harga terjangkau. Dengan kompor yang lebih efisien maka pembakaran bisa lebih baik dan mengurangi produksi asap.
Dari bebagai macam bahaya memasak dengan kayu bakar tetapi ada juga manfaatnya pada jaman modern yang tengah berkembang dan penggunaan bahan bakar gas sudah merayap, tak menyurutkan semangat pengelola sebuah warung  contohnya di Bondowoso, Jawa Timur, untuk tetap mengelola masakan dengan menggunakan kayu bakar. Hal itu dipertahankan karena olahan makanan dengan kayu bakar dianggap jauh lebih lezat.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN


1.       PENGERTIAN KAYU BAKAR
Kayu Bakar adalah energi padat atau jumlah seluruh kayu kasar yang digunakan untuk bahan bakar.
Kayu bakar merupakan sumber energi penting untuk memasak baik untuk rumah tangga maupun industri rumah tangga di wilayah pedesaan. Hasil studi RWEDP menunjukkan bahwa pertumbuhan  ekonomi  di  kawasan  Asia  Tenggara  tidak  menurunkan  konsumsi  kayu  bakar penduduk bahkan cenderung meningkatkan.
Meskipun kebijakan konversi gas telah menyentuh wilayah pedesaan namun kenyataan menunjukkan penggunaan kayu bakar tetap tinggi. Kajian ini dimaksudkan untuk mengetahui penggunaan kayu bakar dan bahan bakar alternatif serta sumber kayu bakar di wilayah pedesaan di tiga kabupaten di P. Jawa serta kebijakan yang terkait dengan kayu bakar.
Hasil kajian menunjukkan bahwa pengguna kayu bakar di tingkat rumah tangga di desadesa sampel  di Kabupaten Banjarnegara,  Sukabumi  dan Lebak masih  cukup tinggi. Di  ketiga kabupaten tersebut, jumlah desa yang sebagian besar rumah tangganya menggunakan kayu bakar berturut-turut 90%, 70%, dan 50%.
Sumber kayu bakar penduduk adalah kebun sendiri, kawasan hutan, perkebunan, dan limbah industri kayu yang tersebar di wilayah pedesaan. 
Kebijakan  atau  program  pemerintah  pusat maupun  daerah  yang  terkait  kayu  bakar cenderung  lemah  sedangkan  kebijakan  kayu  bakar  Perum  Perhutani  cenderung  tetap  seperti tercermin pada rencana produksinya.



2.        MANFAAT KAYU BAKAR
Kayu bakar sangat bermanfaat sebagai penghangat ruangan, bila sedang terjadi cuaca dingin dan bermanfaat untuk memasak makanan.
Dari bebagai macam bahaya dari memasak dengan kayu bakar inilah salah satu manfaatnya, pada jaman modern yang tengah berkembang dan penggunaan bahan bakar gas sudah merayap, tak menyurutkan semangat pengelola sebuah warung  contohnya di Bondowoso, Jawa Timur, untuk tetap mengelola masakan dengan menggunakan kayu bakar. Hal itu dipertahankan karena olahan makanan dengan kayu bakar dianggap jauh lebih lezat.
3.        BAHAYA KAYU BAKAR BAGI KESEHATAN
Dipedesaan kita jamak menemui ibu-ibu yang masih memasak dengan menggunakan kayu bakar. Asap dari pembakaran ini cukup banyak bahkan kadang sering membuat batuk-batuk dan mata pedih. Ternyata asap pembakaran kayu mempunyai efek yang merugikan bagi kesehatan seperti kanker paru-paru, asma, tuberkulosis, katarak, jantung, bayi lahir dengan berat badan rendah, kebutaan, bahkan berpengaruh terhadap kemampuan otak anak.
Dikutip dari nationalgeographic, Direktur Kesehatan Global dan Program Lingkungan Kesehatan Masyarakat, University of California, Berkeley, Amerika Serikat, Kirk R. Smith mengatakan “bukan kayu sebagai penyebab utama masalah kesehatan ini. Melainkan pembakarannya yang tidak sempurna. “Memang kelihatannya masalah alami. Tapi banyak masalah disebabkan oleh hal alami. Malaria, gempa, gunung api, semua masalah alami”.
Biasanya ibu juga mengajak anaknya kedapur, asap pembakaran tidak sempurna ini mempunyai dampak yang sama seperti rokok bahkan lebih berbahaya lagi karena asap ini jumlahnya sangat banyak. Senyawa yang dihasilkan dari kayu bakar ini sama seperti membakar seribu rokok setiap jamnya, kata Smith.
Berdasarkan data yang didapat, Smith mengakatakan bahwa “asap rumah tangga membunuh dua juta orang setiap tahunnya diseluruh dunia”. Kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, belum lagi dampak dari penurunan kemampuan kognitif anak, ini tentunya hal yang sangat disayangkan.
Polusi karena asap kayu bakar di Indonesia hampir menyamai India dimana Indonesia 40% dari total rumah tangga sedangkan India sudah mencapai 50%. Solusi untuk masalah ini di Indonesia masih belum ada karena terkait masalah ekonomi. Kayu bakar merupakan bahan bakar yang paling murah dan banyak tersedia di alam sedangkan bahan bakar minyak sudah tidak disubsidi lagi oleh pemerintah dan gas elpiji distribusinya belum merata. Apalagi didaerah pedalaman terutama di sekitar hutan, kayu bakar sangat melimpah.
Ini masalah yang banyak terjadi di negara berkembang tetapi tidak menutup kemungkinan di negera atau kota-kota besar. Di kota besar polusi juga tidak kalah banyak.
Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan FKM UI, Budi Haryanto mengatakan ”masyarakat di pedalaman Tanah Air harus mengerti bahaya yang mengancam dari asap ini.  Asap, baik dari rumah tangga mau pun dari kebakaran hutan, menjadi masalah lingkungan besar bagi Indonesia”
Ditengah-tengah berbagai keterbatasan — masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang kreatif. Dengan diketahuinya bahaya asap rumah tangga ini diharapkan akan muncul ide-ide kreatif untuk mengurangi dampak kesehatan yang merugikan.
Ada sebuah cara lama yang menarik dan efektif untuk menjaga rumah tetap hangat pada musim dingin yaitu dengan membakar kayu pada tungku pembakaran. Namun tanpa kita sadari asap dari kayu pembakaran itu dapat membahayakan kesehatan.
Profesor Loft mengatakan partikel dari asap kayu dapat menyebabkan serangan jantung atau penyakit paru-paru. Partikel itu merusak DNA manusia. Efek itu sama dengan efek dari asap dari kendaraan bermotor.
Menurut Loft, skala penuh risiko itu memang belum diketahui tetapi di negara-negara berkembang masih terdapat penduduk yang menggunakan kayu bakar di dalam rumah untuk memasak dan sebagai sumber panas lainnya.
"Asap adalah penyebab utama penyakit," katanya dikutip Daily Mail. Loft mengatakan secara individu partikel itu sangat kecil untuk dilihat dengan mata telanjang, tetapi mereka telihat di udara sebagai asap.
Tim peneliti Profesor Loft menganalisa dan membandingkan partikel udara di sebuah desa di Denmark dimana mayoritas penduduknya menggunakan kompor kayu bakar dengan sebuah daerah pedesaan yang sedikit menggunakan kompor kayu bakar dan juga membandingkan asap murni dari kayu bakar (WSPM) dengan asap partikel itu sendiri.
Menurut hasil yang dipublikasikan jurnal Chemical Research Toksikologi, ketika WSPM diuji pada sel manusia, partikel itu dapat menyebabkan kerusakan DNA dan peradangan tingkat tinggi dari karsinogen penyebab kanker.
Profesor Loft juga menemukan partikel asap kayu bakar di daerah pedesaan dapat mencemari tanaman di sekitarnya, jika tanaman tercemar itu sampai dimakan manusia maka akan menyebabkan kerusakan DNA pada sel-sel hati.
Loft menceritakan orang-orang yang tinggal di sekitar tempat pembakaran kayu sudah terkena dampak kesehatan secara tidak langsung. "Aku sudah mendengar banyak keluhan dari orang-orang yang marah kepada tetangga mereka lantaran menggunakan tungku pembakaran kayu karena dapat menyebabkan asma," tambahnya. "Masih ada langkah perbaikan dengan memotong tingkat emisi pada kompor kayu bakar, tetapi paling penting adalah bagaimana cara kita menggunakannya."
Dengan memotong kayu kering kecil-kecil dan memastikan sirkulasi udara yang baik untuk pembakaran, emisi partikel berbahaya dapat dikurangi, katanya.
Memasak dengan menggunakan kayu bakar biasanya dikaitkan dengan gangguan pernapasan. Kini 2 studi baru menemukan hubungan asap kayu bakar dengan pneumonia dan juga penurunan IQ.
Dua studi baru yang dilakukan oleh University of California, Berkeley menuturkan populasi perempuan dan anak-anak yang berada dalam kemiskinan sangat rentan mengalami efek kesehatan dari paparan asap kayu bakar dan tungku yang kotor.
Pada studi pertama peneliti menemukan adanya penurunan sepertiga kasus pneumonia berat pada anak-anak jika rumah tersebut memiliki cerobong asap untuk mengurangi paparan asap dari kayu bakar.
Sedangkan studi kedua menemukan hubungan yang mengejutkan antara paparan asap kayu pada ibu yang mengandung dengan performa yang buruk akibat adanya penurunan nilai IQ pada anak usia sekolah dasar.
“Studi ini sangat penting bahwa ada bukti yang kuat untuk mengurangi paparan asap kayu dalam rumah tangga serta dibutuhkan intervensi yang kuat di masyarakat seperti dalam hal vaksinasi dan suplemen gizi,” ujar Kirk Smith dari UC Berkeley’s School of Public Health, seperti dikutip dari ScienceDaily, Rabu (16/11/2011).
Peneliti menemukan penggunaan cerobong asap untuk membantu mengeluarkan asap dari rumah atau memasak di luar rumah bisa membantu mengurangi risiko kesehatan secara signifikan terutama kasus pneumonia berat.
“Jumlah asap yang diterima bayi dari kayu bakar ini sebanding dengan orang yang merokok 3-5 batang setiap harinya, tapi dengan cerobong asap bisa mengurangi setengah paparan asap,” ujar Smith.
Sedangkan pada studi kedua merupakan pertama kalinya menemukan hubungan paparan asap kayu dengan tingkat karbon monoksida yang diukur secara individual selama trimester ketiga dan hasilnya menunjukkan tes perkembangan saraf yang lebih rendah ketika anak-anak berusia 6-7 tahun.
“Saya kaget karena asap kayu selalu dianggap sebagai risiko untuk kesehatan pernapasan, tapi ternyata turut mempengaruhi IQ. Temuan ini sangat mengkhawatirkan karena dampak dari perkembangan saraf bisa mempengaruhi masa depan dan tingkat pendidikan,” ujar ketua studi Linda Dix Cooper.
Pembakaran kayu ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan tapi juga memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim serta adanya peningkatan tekanan pada sumber daya alam.

BAB IV
                          KESIMPULAN DAN SARAN     


A.      KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas menyimpulkan bahwa tidak semua kayu bakar banyak manfaatnya dan menguntungkan untuk kesehatan kita. Disamping itu ia berperan juga sebagai pembawa penyakit yang sebenarnya kita tidak sangka.
Pengasapan yang dihasilkan kayu bakar tersebut ialah salah satu penyebab terjadinya gejala batuk, mata menjadi perih dan nafas pun menjadi sesak.
Memang diantara keuntungan kayu bakar seperti, menjadikan makanan menjadi lebih lezat dibanding dengan memasak menggunakan elpiji tapi resiko yang akan ditimbulkan secara langsung berinteraksi adalah sangat besar.

B.       SARAN
Berhati-hatilah menggunakan kayu bakar untuk memasak dan menghangatkan tubuh, karena asapnya sangat berpengaruh besar bagi kesehatan pernafasan kita.


DAFTAR PUSTAKA



LAMPIRAN

v  Seorang ibu yang sedang memasak menggunakan kayu bakar.

v  Kayu bakar yang akan menjadi arang.

v  Kondisi dapur penuh asap akibat memasak menggunakan kayu bakar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar