BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Sampai,
saat ini, kayu cukup populer dijadikan bahan bakar tungku pemanas di negara
dengan empat musim. Sementara di kawasan pedesaan kayu juga masih dipakai
sebagai bahan bakar untuk memasak.
Tapi
mungkin tak banyak yang sadar asap yang dihasilkan dari pembakaran kayu itu
ternyata berbahaya bagi kesehatan seperti layaknya polutan dari pembakaran
mineral dan mesin kendaraan bermotor.
Hal
itu terkuak dari hasil studi para ilmuwan Denmark yang dipublikasikan dalam
jurnal dari American Chemical Society, Chemical Research in
Toxicology. Hasilnya, partikel tak terlihat yang terhirup ke paru-paru dari
asap kayu bakar menimbulkan beberapa dampak yang merugikan kesehatan.
Steffen
Loft, Ph.D., dan koleganya mengutip bukti ilmiah dari sejumlah
studi yang menyebutkan bahwa menghirup partikel halus dari polusi udara yang
berasal dari dari knalpot kendaraan bermotor, pembangkit tenaga listrik
berbahan bakar batubara, dan sumber-sumber tertentu lainnya, memiliki kaitan
dengan penyakit jantung, asma, bronkhitis dan masalah kesehatan lainnya.
Namun,
informasi yang terkait dengan dampak menghirup asap kayu bakar masih relatif
sedikit, walaupun jutaan orang di seluruh dunia menggunakan kayu untuk
penghangat dan memasak.
Untuk
itu, para ilmuwan itu menganalisis dan membandingkan partikel di udara dari
kawasan pedesaan di Denmark yang sebagian besar warganya menggunakan kayu bakar
untuk memasak dan pemanas dengan daerah pedesaan tetangga yang tak banyak
menggunakan kayu bakar sebagai penghangat atau memasak, serta partikel yang
murni dikumpulkan dari asap kayu bakar.
Partikel
udara di desa dan asap kayu bakar murni cenderung menjadi yang paling
berpotensi bahaya - karena ukuran partikel ini cukup kecil sehingga terhirup
hingga ke bagian terdalam dari paru-paru. Selain itu, asap kayu bakar
mengandung kadar hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) yang lebih tinggi.
Ketika
diuji pada kultur sel manusia, asap murni dari kayu bakar ini juga menyebabkan
kerusakan lebih pada materi genetik (DNA), lebih menyebabkan peradangan, dan
mempunyai aktivitas lebih besar dalam membangkitkan gen yang dikaitkan dengan
penyakit.
- RUMUSAN MASALAH
1.
Pengertian kayu bakar dalam kehidupan.
2.
Manfaat kayu bakar dalam kehidupan.
3.
Bahaya kayu bakar dalam kehidupan.
- TUJUAN
1.
Untuk mengetahui pengertian penggunaan
kayu bakar dalam kehidupan.
2.
Untuk mengetahui manfaat penggunaan kayu
bakar dalam kehidupan.
3.
Untuk mengetahui bahaya penggunaan kayu
bakar dalam kehidupan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kayu
Bakar adalah energi padat atau jumlah seluruh kayu kasar yang digunakan untuk
bahan bakar.
Kayu
bakar merupakan sumber energi penting untuk memasak baik untuk rumah tangga maupun
industri rumah tangga di wilayah pedesaan. Hasil studi RWEDP menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi di
kawasan Asia Tenggara tidak
menurunkan konsumsi kayu
bakar penduduk bahkan cenderung meningkatkan.
Meskipun
kebijakan konversi gas telah menyentuh wilayah pedesaan namun kenyataan
menunjukkan penggunaan kayu bakar tetap tinggi. Kajian ini dimaksudkan untuk
mengetahui penggunaan kayu bakar dan bahan bakar alternatif serta sumber kayu
bakar di wilayah pedesaan di tiga kabupaten di P. Jawa serta kebijakan yang
terkait dengan kayu bakar.
Hasil
kajian menunjukkan bahwa pengguna kayu bakar di tingkat rumah tangga di
desadesa sampel di Kabupaten
Banjarnegara, Sukabumi dan Lebak masih cukup tinggi. Di ketiga kabupaten tersebut, jumlah desa yang
sebagian besar rumah tangganya menggunakan kayu bakar berturut-turut 90%, 70%,
dan 50%.
Meskipun
sebagian rumah tangga telah menggunakan gas, namun pada saat yang bersamaan
kayu bakar tetap dipergunakan. Sumber kayu bakar penduduk adalah kebun sendiri,
kawasan hutan, perkebunan, dan limbah industri kayu yang tersebar di wilayah
pedesaan.
Di negara-negara berkembang dunia termasuk Indonesia,
masih banyak masyarakat yang memasak dengan kayu bakar di dalam rumahTanpa disadari asap dari pembakaran tersebut telah menjadi
bencana dan membunuh sekitar 2 juta orang per tahun.
Asap pembakaran dari memasak dengan kayu bakar tersebut
telah membuat banyak anggota keluarga terpaksa menghirup gas beracun
karbondioksida.
Data Clinton Global Initiative mencatat, asap dari
memasak dengan kayu bakar di dalam rumah telah menyebabkan kematian pada 1,9
juta orang yang kebanyakan dialami perempuan dan anak-anak. Orang-orang ini
tewas karena setiap hari selama bertahun-tahun menghirup asap dari kompor kayu
di dalam rumah.
Asap dari hasil memasak dengan tungku kayu itu telah
membuat gas beracun membumbung di dalam rumah. Gas ini telah menyebabkan
penyakit pneumonia pada anak-anak, kanker paru-paru, bronkitis dan penyakit
kardiovaskuler.
Sedangkan efek lain dari memasak dengan kayu bakar adalah
ikut memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim melalui emisi karbon
dioksida dan metana yang dikeluarkan. Kedua gas ini merupakan faktor utama
penyebab gas rumah kaca.
Untuk mencegah terjadinya bencana keracunan asap akibat
memasak dengan kayu bakar, kini sejumlah aliansi global untuk penggunaan kompor
yang lebih bersih (Global Alliance for Clean Cookstoves) berusaha menyediakan
dana untuk pengadaan kompor bersih.
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengumumkan
rencananya untuk melawan bencana asap beracun dari memasak dengan kayu bakar
yang diyakini telah membunuh dua juta orang tiap tahun itu.
“Cara memasak yang terlihat sederhana itu secara perlahan
telah membunuh jutaan orang dan mencemari lingkungan,” kata Hillary dalam konferensi pers Clinton Global
Initiative didirikan oleh suaminya, mantan presiden AS Bill Clinton seperti
dilansir Reuters, Rabu (22/9/2010).
“Dengan menyediakan kompor yang sehat jutaan nyawa bisa
diselamatkan. Ini seperti pertolongan kelambu atau vaksin untuk mencegah penyakit,” ujar Hillary.
Pemerintah AS dan aliansi global seperti United Nations
Foundation, WHO, Morgan Stanley dan Shell akan berupaya mengumpulkan dana US$
250 juta dalam 10 tahun ke depan.
Diharapkan sekitar 500 juta rumah tangga di seluruh dunia
bisa menggunakan kompor yang lebih baik untuk memasak dan tidak berbahaya.
Rumah tangga tersebut nantinya bisa memasak lebih baik
dengan teknologi sederhana dan harga terjangkau. Dengan kompor yang lebih
efisien maka pembakaran bisa lebih baik dan mengurangi produksi asap.
Dari
bebagai macam bahaya memasak dengan kayu bakar tetapi ada juga manfaatnya pada
jaman modern yang tengah berkembang dan penggunaan bahan bakar gas sudah
merayap, tak menyurutkan semangat pengelola sebuah warung contohnya di Bondowoso, Jawa Timur, untuk
tetap mengelola masakan dengan menggunakan kayu bakar. Hal itu dipertahankan
karena olahan makanan dengan kayu bakar dianggap jauh lebih lezat.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN KAYU BAKAR
Kayu
Bakar adalah energi padat atau jumlah seluruh kayu kasar yang digunakan untuk
bahan bakar.
Kayu
bakar merupakan sumber energi penting untuk memasak baik untuk rumah tangga
maupun industri rumah tangga di wilayah pedesaan. Hasil studi RWEDP menunjukkan
bahwa pertumbuhan ekonomi di
kawasan Asia Tenggara
tidak menurunkan konsumsi
kayu bakar penduduk bahkan
cenderung meningkatkan.
Meskipun
kebijakan konversi gas telah menyentuh wilayah pedesaan namun kenyataan
menunjukkan penggunaan kayu bakar tetap tinggi. Kajian ini dimaksudkan untuk
mengetahui penggunaan kayu bakar dan bahan bakar alternatif serta sumber kayu
bakar di wilayah pedesaan di tiga kabupaten di P. Jawa serta kebijakan yang
terkait dengan kayu bakar.
Hasil
kajian menunjukkan bahwa pengguna kayu bakar di tingkat rumah tangga di
desadesa sampel di Kabupaten
Banjarnegara, Sukabumi dan Lebak masih cukup tinggi. Di ketiga kabupaten tersebut, jumlah desa yang
sebagian besar rumah tangganya menggunakan kayu bakar berturut-turut 90%, 70%,
dan 50%.
Sumber
kayu bakar penduduk adalah kebun sendiri, kawasan hutan, perkebunan, dan limbah
industri kayu yang tersebar di wilayah pedesaan.
Kebijakan atau
program pemerintah pusat maupun
daerah yang terkait
kayu bakar cenderung lemah
sedangkan kebijakan kayu
bakar Perum Perhutani
cenderung tetap seperti tercermin pada rencana produksinya.
2.
MANFAAT
KAYU BAKAR
Kayu
bakar sangat bermanfaat sebagai penghangat ruangan, bila sedang terjadi cuaca
dingin dan bermanfaat untuk memasak makanan.
Dari
bebagai macam bahaya dari memasak dengan kayu bakar inilah salah satu
manfaatnya, pada jaman modern yang tengah berkembang dan penggunaan bahan bakar
gas sudah merayap, tak menyurutkan semangat pengelola sebuah warung contohnya di Bondowoso, Jawa Timur, untuk
tetap mengelola masakan dengan menggunakan kayu bakar. Hal itu dipertahankan
karena olahan makanan dengan kayu bakar dianggap jauh lebih lezat.
3.
BAHAYA KAYU BAKAR BAGI KESEHATAN
Dipedesaan kita jamak menemui
ibu-ibu yang masih memasak dengan menggunakan kayu bakar. Asap dari pembakaran
ini cukup banyak bahkan kadang sering membuat batuk-batuk dan mata pedih.
Ternyata asap pembakaran kayu mempunyai efek yang merugikan bagi kesehatan
seperti kanker paru-paru, asma, tuberkulosis, katarak, jantung, bayi lahir
dengan berat badan rendah, kebutaan, bahkan berpengaruh terhadap kemampuan otak
anak.
Dikutip dari
nationalgeographic, Direktur Kesehatan Global dan Program Lingkungan Kesehatan
Masyarakat, University of California, Berkeley, Amerika Serikat, Kirk R. Smith
mengatakan “bukan kayu sebagai penyebab utama masalah kesehatan ini.
Melainkan pembakarannya yang tidak sempurna.
“Memang kelihatannya
masalah alami. Tapi banyak masalah disebabkan oleh hal alami. Malaria, gempa,
gunung api, semua masalah alami”.
Biasanya ibu juga mengajak
anaknya kedapur, asap pembakaran tidak sempurna ini mempunyai dampak yang sama
seperti rokok bahkan lebih berbahaya lagi karena asap ini jumlahnya sangat
banyak. Senyawa yang dihasilkan dari kayu bakar ini sama seperti membakar
seribu rokok setiap jamnya, kata Smith.
Berdasarkan data yang didapat,
Smith mengakatakan bahwa “asap rumah tangga membunuh dua juta orang setiap
tahunnya diseluruh dunia”. Kebanyakan dari mereka adalah wanita dan
anak-anak, belum lagi dampak dari penurunan kemampuan kognitif anak, ini
tentunya hal yang sangat disayangkan.
Polusi karena asap kayu bakar
di Indonesia hampir menyamai India dimana Indonesia 40% dari total rumah tangga
sedangkan India sudah mencapai 50%. Solusi untuk masalah ini di Indonesia masih
belum ada karena terkait masalah ekonomi. Kayu bakar merupakan bahan bakar yang
paling murah dan banyak tersedia di alam sedangkan bahan bakar minyak sudah
tidak disubsidi lagi oleh pemerintah dan gas elpiji distribusinya belum
merata. Apalagi didaerah pedalaman terutama di sekitar hutan, kayu bakar sangat
melimpah.
Ini masalah yang banyak terjadi
di negara berkembang tetapi tidak menutup kemungkinan di negera atau kota-kota
besar. Di kota besar polusi juga tidak kalah banyak.
Ketua Departemen Kesehatan
Lingkungan FKM UI, Budi Haryanto mengatakan ”masyarakat di pedalaman Tanah
Air harus mengerti bahaya yang mengancam dari asap ini. Asap, baik dari rumah tangga mau pun dari
kebakaran hutan, menjadi masalah lingkungan besar bagi Indonesia”
Ditengah-tengah
berbagai keterbatasan — masyarakat Indonesia adalah
masyarakat yang kreatif. Dengan diketahuinya bahaya asap rumah tangga ini
diharapkan akan muncul ide-ide kreatif untuk mengurangi dampak kesehatan yang
merugikan.
Ada sebuah cara lama yang
menarik dan efektif untuk menjaga rumah tetap hangat pada musim dingin yaitu
dengan membakar kayu pada tungku pembakaran.
Namun tanpa kita sadari asap dari kayu pembakaran itu
dapat membahayakan kesehatan.
Profesor Loft mengatakan
partikel dari asap kayu dapat menyebabkan serangan jantung atau penyakit
paru-paru. Partikel itu merusak DNA manusia. Efek itu sama dengan efek dari
asap dari kendaraan bermotor.
Menurut Loft, skala penuh
risiko itu memang belum diketahui tetapi di negara-negara berkembang masih
terdapat penduduk yang menggunakan kayu bakar di dalam rumah untuk memasak dan
sebagai sumber panas lainnya.
"Asap adalah penyebab
utama penyakit,"
katanya dikutip Daily Mail. Loft mengatakan secara individu partikel itu sangat kecil
untuk dilihat dengan mata telanjang, tetapi mereka telihat di udara sebagai
asap.
Tim peneliti Profesor Loft
menganalisa dan membandingkan partikel udara di sebuah desa di Denmark dimana
mayoritas penduduknya menggunakan kompor kayu bakar dengan sebuah daerah
pedesaan yang sedikit menggunakan kompor kayu bakar dan juga membandingkan asap
murni dari kayu bakar (WSPM) dengan asap partikel itu sendiri.
Menurut hasil yang dipublikasikan
jurnal Chemical Research Toksikologi, ketika WSPM diuji pada sel manusia,
partikel itu dapat menyebabkan kerusakan DNA dan peradangan tingkat tinggi dari
karsinogen penyebab kanker.
Profesor Loft juga menemukan
partikel asap kayu bakar di daerah pedesaan dapat mencemari tanaman di
sekitarnya, jika tanaman tercemar itu sampai dimakan manusia maka akan
menyebabkan kerusakan DNA pada sel-sel hati.
Loft menceritakan orang-orang
yang tinggal di sekitar tempat pembakaran kayu sudah terkena dampak kesehatan
secara tidak langsung. "Aku sudah mendengar banyak keluhan dari orang-orang
yang marah kepada tetangga mereka lantaran menggunakan tungku pembakaran kayu karena dapat menyebabkan asma,"
tambahnya. "Masih ada langkah perbaikan dengan memotong tingkat
emisi pada kompor kayu bakar, tetapi paling penting adalah bagaimana cara kita
menggunakannya."
Dengan memotong kayu kering
kecil-kecil dan memastikan sirkulasi udara yang baik untuk pembakaran, emisi
partikel berbahaya dapat dikurangi, katanya.
Memasak dengan menggunakan kayu
bakar biasanya dikaitkan dengan gangguan pernapasan. Kini 2 studi baru
menemukan hubungan asap kayu bakar dengan pneumonia dan juga penurunan IQ.
Dua studi baru yang dilakukan
oleh University of California, Berkeley menuturkan populasi perempuan dan
anak-anak yang berada dalam kemiskinan sangat rentan mengalami efek kesehatan
dari paparan asap kayu bakar dan tungku yang kotor.
Pada studi pertama peneliti
menemukan adanya penurunan sepertiga kasus pneumonia berat pada anak-anak jika
rumah tersebut memiliki cerobong asap untuk mengurangi paparan asap dari kayu
bakar.
Sedangkan studi kedua menemukan
hubungan yang mengejutkan antara paparan asap kayu pada ibu yang mengandung
dengan performa yang buruk akibat adanya penurunan nilai IQ pada anak usia
sekolah dasar.
“Studi ini sangat penting bahwa
ada bukti yang kuat untuk mengurangi paparan asap kayu dalam rumah tangga serta
dibutuhkan intervensi yang kuat di masyarakat seperti dalam hal vaksinasi dan
suplemen gizi,” ujar Kirk Smith dari UC Berkeley’s School of Public Health,
seperti dikutip dari ScienceDaily, Rabu (16/11/2011).
Peneliti menemukan penggunaan
cerobong asap untuk membantu mengeluarkan asap dari rumah atau memasak di luar
rumah bisa membantu mengurangi risiko kesehatan secara signifikan terutama
kasus pneumonia berat.
“Jumlah asap yang diterima bayi
dari kayu bakar ini sebanding dengan orang yang merokok 3-5 batang setiap
harinya, tapi dengan cerobong
asap bisa mengurangi setengah paparan asap,” ujar Smith.
Sedangkan pada studi kedua
merupakan pertama kalinya menemukan hubungan paparan asap kayu dengan tingkat
karbon monoksida yang diukur secara individual selama trimester ketiga dan
hasilnya menunjukkan tes perkembangan saraf yang lebih rendah ketika anak-anak
berusia 6-7 tahun.
“Saya kaget karena asap kayu
selalu dianggap sebagai risiko untuk kesehatan pernapasan, tapi ternyata turut
mempengaruhi IQ. Temuan ini sangat mengkhawatirkan karena dampak dari
perkembangan saraf bisa mempengaruhi masa depan dan tingkat pendidikan,” ujar ketua studi Linda Dix
Cooper.
Pembakaran kayu ini tidak hanya
mempengaruhi kesehatan tapi juga memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim
serta adanya peningkatan tekanan pada sumber daya alam.
BAB IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Dari
pembahasan diatas menyimpulkan bahwa tidak semua kayu bakar banyak manfaatnya
dan menguntungkan untuk kesehatan kita. Disamping itu ia berperan juga sebagai
pembawa penyakit yang sebenarnya kita tidak sangka.
Pengasapan
yang dihasilkan kayu bakar tersebut ialah salah satu penyebab terjadinya gejala
batuk, mata menjadi perih dan nafas pun menjadi sesak.
Memang
diantara keuntungan kayu bakar seperti, menjadikan makanan menjadi lebih lezat
dibanding dengan memasak menggunakan elpiji tapi resiko yang akan ditimbulkan
secara langsung berinteraksi adalah sangat besar.
B.
SARAN
Berhati-hatilah
menggunakan kayu bakar untuk memasak dan menghangatkan tubuh, karena asapnya
sangat berpengaruh besar bagi kesehatan pernafasan kita.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v Seorang ibu yang sedang memasak
menggunakan kayu bakar.
v Kayu bakar yang akan menjadi arang.
v Kondisi dapur penuh asap akibat
memasak menggunakan kayu bakar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar